Hallo semua! Di hari Minggu siang ini, agaknya saya cukup gabut. Menunggu kantuk menerjang dan mood untuk berbuat, markinul (mari kita nulis) dulu! Berhubung ini hari minggu, yaitu harinya Tuhan dan harinya keluarga, maka baiklah kita juga membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan keluarga! Menurut saya, didikan setiap keluarga adalah hal menarik yang bisa kita perbincangkan. Karena setiap keluarga itu berbeda-beda loh cara didiknya, makanya juga menghasilkan kepribadian dan kebiasaan kita yang berbeda-beda pula, tapi ada juga kemiripannya. Hahaha. :D
Kalo keluarga saya itu isinya (dulu) ada papa, mama, saya, dan adik laki-laki yang jarak umurnya 2 tahun. Latar belakang orangtua saya yaitu, kalo papa asalnya dari Malang, Jawa Timur, kalo mama dari Lampung. Mereka sama-sama tinggal lama di Eropa sejak kuliah. Jadi sudah tidak konservatif seperti orang-orang tua jaman dahulu.
Waktu kecil, saya dan adik saya sudah ditanamkan kalo papa n mama tidak pernah membedakan kasih sayang diantara kami. Mama dan Papa selalu bilang kalo sayang mereka sama besar kepada saya ataupun adik saya, itu yang pertama-tama mereka tekankan. Tidak ada yang namanya anak emas. Tapi kalo kecenderungan lebih dekat ke mama atau papa, saya yang lebih dekat dengan papa, kemudian adik yang lebih dekat dengan mama sih ;).
Lalu, kami juga selalu ditekankan sopan santun. Dengan orang yang lebih tua, saat bertamu, saat diberi sesuatu, saat ingin meminta bantuan, bagaimana cara mengucapkan dengan benar, berperilaku seperti tangan kanan, tidak bersendawa, tidak angkat kaki, mengucapkan salam saat bertamu, lapor saat ingin pergi, mengucapkan terimakasih, dsb.
Tetapi, anehnya, saya tidak terbiasa mengucapkan maaf. Entah kenapa itu yang saya rasakan. Sepertinya enggan sekali bagi saya untuk berkata maaf apalagi kepada papa, mama, atau adik saya, rasanya malah malu. Entah ya. Mungkin karena setiapkali ada yang kesal antara mama dengan saya misalnya, kemudian saya menangis, mama kesal, lalu saya tidur siang, saya bangun, mama sudah kembali seperti biasa tanpa saya mengucapkan kata maaf terlebih dahulu. Jadi saya tidak terbiasa merasa harus minta maaf pada mama bila saya melakukan kesalahan. Sampai sekarang rasanya sangat aneh bila mengucapkan kata maaf. Begitu juga dengan adik saya, canggung gitu loh kalo minta maaf,padahal kadang-kadang merasa bersalah, tapi mau ngomong minta maaf rasanya susah sekali. Kita jadi ga terbuka masalah perasaan, jadi seperti ada yang dipendam gitu.
Lalu secara tidak langsung, saya sebagai anak pertama kerap kali yang diandalkan untuk sebagian besar masalah. Jadi adik saya suka tergantung sama saya, tapi kalo urusan elektronik, rakit-merakit, saya tidak tahu sama sekali alias gaptek sampai usia SMP karena semua urusan teknik-teknik dll adik saya yang ambil alih. Saya super gaptek dulu itu dan kurang ahli dalam bermain game adventure! hahaha.
Kami juga tidak dibiasakan mengungkapkan isi hati yang sebenarnya. Jadi sampai saya kuliah, saya tidak pernah yang namanya curhat sama mama, papa, atau adik. Sekarang baru bisa. Saya bisa cerita apaaa saja pada mama dan adik saya, sayang papa saya sudah meninggal, jadi ceritanya via doa saja :).
Iya ya, tapi dipikir-pikir, masih ada loh sesuatu rahasia yang ingin saya tanyakan sama mama, tapi tidak bisa. Entah. Pokoknya saya merasa sangat aneh bila menanyakannya. Aneh sekali. Karena tidak terbiasa terbuka mungkin. Mama juga tidak terbuka dalam masalah ini kepada kami anak-anaknya.
Kalau dulu waktu kecil, saya itu anaknya cukup rasis, tidak tahu diajari siapa, padahal papa mama saya itu sama sekali tidak rasis. Mungkin belajar dari oma saya kali yah. Saya kebanyakan mau berteman dengan yang seiman, seras seperti itu. Tapi sekarang tidak sama sekali, saya sekarang berteman dengan siapapun yang cocok, memiliki kesamaan hobi, ketertarikan, atau kesamaan visi. Mungkin latar belakang pendidikan sekolah juga turut membantu. Saya sejak SMP bersekolah disekolah yang mengajarkan saya untuk bisa berteman dengan siapapun tanpa pandang bulu karena semua manusia itu special dan unik setiap pribadinya. Saya banyak belajar dari kehidupan pertemanan.
Saya juga bingung, sejak kecil saya memiliki masalah pertemanan di sekolah, tapi kalau sesama tetangga tidak. Di sekolah, waktu kecil saya sering tiba-tiba jadi sasaran cubit teman saya, kemudian saya bisa tiba-tiba diprovokatoro kemudian dimusuhi, saya juga pernah diambeki, dijauhi, dll. Tetapi dengan begitu saya belajar bagaimana menjadi orang yang bisa bergaul dengan semua orang. Sampai saya seperti sekarang. Saya sudah kebal dengan hampir setiap tipe orang.
Mama dan papa saya mendidik kami dengan penuh cinta dan tanpa pemaksaan sama sekali. Saya tidak dipaksa untuk menjadi rangking di kelas, kata papa saya yang penting saya enjoy disekolah dan mendapatkan sesuatu yang berguna bagi saya. Mama mengajari saya untuk menjadi pemberani, percaya diri,bersemangat, dan menunjukkan bakat. Papa saya mengajari menjadi orang yang baik dan bijaksana. Ada waktunya untuk tegas, kita tegas, ada waktunya santai, kita santai.
Seperti yang teman-teman lihat sekarang ya saya menjadi pribadi yang kira-kira seperti yang telah ditanamkan oleh orang tua saya. Ada sesuatu yang baru-baru ini saya pelajari, yaitu mengenai hal keterbukaan dan kejujuran. Dua hal itu baru saya temukan. Dan ternyata 2 hal itu sangat penting. Dengan jujur dan terbuka, kita lebih lega dan lebih apa adanya. Kita jujur akan kemampuan kita, apa yang sedang kita lakukan, apa yang sedang kita rasakan, dan kita menjadi lebih hidup, tidak fake atau palsu. Saya merasakan 2 hal ini begitu indah dan baru saya temukan! Hebat sekali. Sedikit merubah kepribadian, tapi tidak banyak, tapi tetap berkesan. Lucu sekali pokoknya. Terimakasih pada semua orang yang turut ambil bagian dalam proses saya menjadi seperti sekarang ini yah, BIG THANKS for you all! :) :*
Kalo teman-teman gimana?
No comments:
Post a Comment