Because the quality of someone's Leadership cannot really be taught. It can only be learned.
Saturday, March 16, 2013
Ask about privacy.
Kali ini aku teringat kembali pada pengalaman persahabatan yang pernah kualami dulu. Dulu sekali, saat diriku masih ada di bangku SMP. Dulu aku punya teman, teman dekat, yang sudah sangat klop. Kemana-mana selalu berdua, barang kembaran, pilihan dan hobi sama, pokoknya waktu luang kami habiskan bersama. Namun, beberapa waktu kemudian, aku menjadi tak biasanya. Perasaan klop tiba-tiba hilang, berganti perasaan risih. Seperti ada tembok yang membuatku tidak mau lagi bersahabat dengannya. Juga di SMA, sahabat karibku, juga pernah mengalami perlakuan serupa dari ku. Dulu, aku mengira aku bosan. Karena tiap hari jumpa. Tapi, sekarang aku merasakan lagi. Hal yang sama. Belum berubah.
Aku terus mempertanyakan diriku. Aku merenung. Mengapa sampai sekarang 'penyakit' itu belum sembuh juga? Tapi sepertinya kutemukan jawaban yang berbeda dengan sebelumnya. Ternyata, aku ini masih belum bisa membuka seluruh diriku pada orang lain. Masih ada sebagian diriku yang kusembunyikan, yang tidak ingin diketahui siapapun, sehingga disaat ada teman dekat yang ingin tahu segalanya tentang diriku, aku jadi tidak nyaman. Aku terusik dan terganggu.
Setelah kucermati, hal yang kusembunyikan bukanlah hal yang luar biasa. Itu hal yang biasa sebetulnya, hanya saja, aku memang tidak mau orang lain tahu. Tentang mimpiku, cita-citaku, rencanaku, hanya ingin kusimpan sendiri.
Aku selalu merasa aku punya hak lebih untuk itu. Melakukan apapun yang aku inginkan dengan waktu dan substansi yang hanya aku sendiri yang tahu.
Lantas pertanyaannya, apakah aku harus membuka diriku yang selama ini kusembunyikan?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment