Kemudian, salah satu cara mengusir kejenuhan adalah dengan melakukan hal yang saat ini saya lakukan. Ya, menulis blog. Bukan dengan maksud apapun, tapi hanya ingin mencoba mengisi waktu yang 'sengaja' kuluangkan, ditengah waktuku menyusun skripsi, sang 'maha karya'.
Cerita sekilas mengenai perkembangan skripsiku, ya, begitulah, terkadang aku merasa sangat bersemangat, terkadang aku tidak ingin mengerjakannya. Dan yang akhirnya kulakukan adalah, membuat target dan mulai membayangkan apa yang aku rasakan bila aku memenuhi target yang telah kubuat sendiri.
Jadi, sekarang Senin-Jumat aku bangun pagi, maksimal pk 7.00, melakukan ritual bangun tidur seperti biasa yaitu berdoa, membereskan ranjang, dan menyapu lantai. Lalu aku mengambil air putih, lalu menyalakan laptop, sambil menyeduh kopi dan menikmatinya. Kususun hari ini rencanaku apa, dan kutetapkan kalau aku harus mengerjakan skripsi dimana hari ini. Dan mulailah meladeni si 'maha karya'
Dan terkadang, apabila energi ku cukup, aku akan menyetel alarm pk 04.00 dan mulai membuat skripsi pada 04.30 dimana disitulah sumber inspirasi dan ketenangan. Disaat tidak ada yang beraktivitas, sepi, hening, dan sangat kondusif untuk meladeni si 'maha karya'. Sampai saat ini, hal itulah yang kulakukan, disamping aku pergi ke kantor MPM, mengecek supaya semua tetap berjalan lancar, bercengkrama dengan saudara-saudaraku disana, lalu melakukan tugasku yang lain, yaitu melatih anak-anak SMA Santa Maria untuk mengikuti MUN. Juga masih mengurusi beberapa pesanan dagangan seperti binder, seprei, dan sandal, meskipun sekarang porsinya tidak sebanyak dulu. Selain itu, kuluangkan waktu juga untuk bertemu teman-teman lamaku yang sama-sama mengerjakan skripsi. Janjian mengerjakan bersama, janjian ke gereja, janjian makan, main, dll. Juga melayani calon kandidat PM Unpar yang mungkin sekedar ingin berkenalan lebih dekat ataupun bercerita. Semuanya menyenangkan, tidak membuatku kesal, merasa tak berguna, galau, atau apapun.
Tapi, pada hari ini, ada message facebook masuk ke account ku. Dari seorang teman yang berasal dari negara lain, namun sedang bersekolah di Bandung. Dia menanyakan kabarku, dan memberikan informasi bahwa dia sedang free dan menawarkan apabila teman-temanku ada yang ingin dibuatkan tugas atau skripsinya. Lalu aku tersentak. Ya, bagaimana ya. Dia memang temanku, dan dia tau akupun punya teman lainnya yang cukup banyak. Lalu, apakah aku harus membalas dan meneruskan pesannya? Seandainya ku teruskan, berarti akan ada anak Unpar yang tugas atau skripsinya dikerjakan orang lain dengan membayar. Sampai detik ini aku masih berpikir. Apakah hal ini adalah hal yang harus kupertanyakan dan kupusingkan? Apakah memang sudah biasa diseluruh dunia ini melakukan hal semacam itu. Aku teringat bahwa temanku ini bukan dari Indonesia, dan pertanyaanku berikutnya, apakah di negaranya juga melakukan hal seperti itu? Lazimkah? Atau aku yang terlalu kaku dan idealis? Sehingga tidak masuk pengertianku terhadap ini. Mungkin teman-teman bisa berkomentar. Karena memang aku tidak bisa menjawabnya.
Ingin kuteruskan pesannya, toh itu akan menambah pemasukannya dan mungkin memang dia butuh itu, tapi aku juga tidak tega menawarkan pada temanku. Aku tidak ingin menjebloskan anak Unpar pada metode instan seperti itu.
Menurutku akan ada banyak hal yang terkait, yaitu : budaya instan, budaya 'uang berkuasa', dan kenihilan orisinalitas. Aku lebih senang ada teman yang bersungut-sungut mengerjakan tugas atau skripsi, dibanding ia mengeluarkan tabungannya untuk membayar orang untuk membuat skripsinya. Atau mungkin aku lebih senang bahwa temanku mencari sambilan lain seperti part time di resto, ikutan perlombaan, atau mungkin berjualan. Ya, mungkin opiniku ini hanya berdasarkan subjektivitas yang berlandaskan pendidikan yang kuterima saat ini, dan tidak mengindahkan hal-hal lainnya.
No comments:
Post a Comment