Saturday, March 16, 2013

Short story about rain.

"Some people feel the rain, others just get wet." - Bob Marley





wet day outside.
Hujan. 
Ini di Bandung, Indonesia. 
Daritadi diriku asyik mengunci pintu di kamar, tenggelam dengan rutinitas menulis yang muncul kembali. 
Ternyata, diluar sana sang langit menangis. 
Kini kucoba mengerti apa yang langit hendak katakan. Dengan tetesan-tetesan air yang jernih, yang kita namakan hujan. 
H-U-J-A-N.

Hujan membuat aku enggan keluar membeli makan, padahal perut lapar. 
Hujan membuatku menutup pintu rapat-rapat, karena di luar dingin. 
Hujan membuatku tidak bisa berkunjung ke tempat temanku, karena becek. 

Hujan membuatku menulis banyak hari ini. 
Hujan membuatku penasaran, kapan akan berhenti, dan apa yang bisa aku lakukan bila hujan sudah berhenti? 
Hujan membuatku akhirnya membuka pintu karena ingin merasakannya lebih dekat dan nyata. Menikmati sejuknya udara, dan mendengar tetesan-tetesan air yang bernyayi rupanya. 
Hujan mungkin menyita waktuku bersamanya, tetapi tidak waktuku dengan pikiranku. 

Hujan memberikan berkah, kata orang keturunan Cina. 
Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan, menurut ilmuwan. 
Hujan bagai anugrah tak terhingga bagi negara Yaman, yang selalu diliputi kekeringan. 
Hujan memupus harapan, bagi para korban tsunami Aceh. 
Hujan mempersulit warga, kata orang Jakarta.  

Kini, hujan membuatku berpikir berulang kali untuk menarik kesimpulan.
There will always good side and bad side, just take what you need, and happy with that!   

No comments: